Status gizi selama masa anak-anak (5-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun) mempengaruhi perkembangan fisik, kognitif dan sosial sepanjang perjalanan hidup serta untuk generasi mendatang. Diperkirakan 21 juta anak perempuan berusia 15-19 tahun di negara berpenghasilan rendah dan menengah hamil setiap tahun. Hal ini berdampak terhadap kebutuhan nutrisi yang lebih besar untuk mendukung kesehatan mereka sendiri dan kesehatan anak mereka.
Anak stunting usia 5-9 tahun sering terlambat masuk sekolah, dan kekurangan gizi yang terus berlangsung dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk belajar dan berkonsentrasi. Sedangkan kegemukan selama masa anak-anak dan remaja meningkatkan risiko berkembangnya penyakit tidak menular di masa dewasa, yang berdampak besar pada kualitas hidup dan kelangsungan hidup, serta biaya ekonomi. Meskipun penting, nutrisi selama masa kanak-kanak dan remaja (5-19 tahun) relatif terabaikan, dengan sebagian besar fokus global tertuju pada anak di bawah usia lima tahun, atau “1000 hari pertama” kehidupan.
Program gizi harus memasukkan penelitian implementasi untuk menginformasikan penyampaian intervensi yang efektif untuk kelompok usia ini, dimulai di sekolah. Penelitian terkait pengembangan dan penyesuaian intervensi gizi yang ada juga diperlukan, khususnya tentang bagaimana mengemas program multisektoral dan bagaimana menjangkau sub-kelompok yang rentan dan kurang terlayani dengan lebih baik, termasuk mereka yang putus sekolah.
Artikel ini telah dipublikasikan pada Januari 2023 di Plos One, selengkapnya https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0280510