Prevalensi stunting pada balita Indonesia merupakan yang tertinggi diantara negara – negara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Anak – anak yang diberi ASI dilaporkan tumbuh lebih baik daripada yang tidak diberi ASI. Penelitian ini mengkaji efek perlindungan pemberian ASI eksklusif terhadap stunting pada anak di bawah dua tahun (CU2) dan interaksinya dengan pengeluaran rumah tangga bulanan.
Analisis sekunder dilakukan berdasarkan studi cross-sectional tahun 2012 yang melibatkan 408 anak berusia 6 – 24 bulan dan pengasuh mereka dari 14 desa di pedesaan Indonesia Timur. Data riwayat menyusui, pengasuhan anak, dan pengeluaran rumah tangga dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Focus Group Discussion (FGD) dilakukan di setiap desa (n = 14). Hampir dua pertiga (61%) pengasuh yang diidentifikasi sebagai ibu kandung secara eksklusif menyusui anak mereka pada usia 6 bulan.
CU2 yang disusui secara eksklusif dari rumah tangga yang lebih miskin memiliki kemungkinan 20% lebih kecil untuk mengalami stunting dibandingkan rekan – rekan mereka yang tidak disusui secara eksklusif. Selanjutnya, CU2 yang disusui eksklusif dari rumah tangga yang lebih kaya 50% lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami stunting dibandingkan CU2 yang tidak disusui secara eksklusif dari rumah tangga yang lebih miskin.
FGD mengungkapkan bahwa beberapa ibu tidak menyadari pentingnya praktik menyusui yang direkomendasikan. Pemberian ASI eksklusif dapat melindungi anak-anak berpenghasilan rendah dari stunting. Promosi kesehatan untuk meningkatkan motivasi pengasuh untuk menyusui secara eksklusif sangat penting dalam pengaturan sekarang dan seterusnya. Artikel ini dipublikasikan pada 2022 di jurnal NCBI, selengkapnya KLIK DISINI