Fase Pelaksanaan

Fase Pelaksanaan

e-monev

Dalam tahap ini ada fungsi Pembelajaran  yang perlu dilakukan oleh Kepada Dinas Kesehatan dan stafnya untuk memahami situasi akibat COVID-19. Pemahaman baru mengenai COVID-19 harus segera diterapkan di Dinas Kesehatan  untuk memecahkan masalah yang timbul akibat adanya Covid-19.
 Oleh karena itu, langkah pertama dalam memecahkan masalah adalah memahaminya. Apa yang terjadi dalam pandemi COVID-19 ini terhadap pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak?  Dalam hal ini Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota perlu untuk didorong mempelajari situasi yang ada secara sistematis. Analisis data juga melibatkan para pakar atau professional ahli kesehatan Ibu dan Anak.

Setelah melakukan analisis terhadap situasi dan melakukan prediksi apabila ada pembiaran, maka Dinas Kesehatan perlu menetapkan kebijakan-kebijakan untuk memulihkan Pelayanan KIA, KB, dan gizi dari pengaruh negatif Pandemik COVID-19. Kebijakan-kebijakan tersebut perlu menggunakan apa yang disebut sebagai pedoman dari pusat yang dipergunakan untuk mengarahkan penggunaan Dana DAK dan BOK. Dalam hal ini akan terjadi perubahan-perubahan dalam penggunaan anggaran KIA yang berasal dari pusat sesuai dengan keadaan di daerah.

Perubahan-perubahan tersebut perlu dikomunikasikan ke semua stakeholder KIA. Action oleh Dinas Kesehatan Kabupatan/Kota ini akan dipantau oleh sistem monitoring yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi.

Kegiatan yang dilakukan:

Mengumpulkan data dan menganalisisnya.

Data yang akan dikirim berdasarkan data program yang tedapat di Simatneo, mencakup antara lain:

  1. Data pencapaian indikator-indikator pelayanan KIA, KB, dan gizi
  2. Data meningkatnya morbiditas
  3. Data kehamilan yang tidak diinginkan
  4. Data kematian ibu
  5. Data kematian anak.
  6. Data mengenai SDM kesehatan
  7. Data BPJS mengenai pelayanan non-covid
  8. Data ibu hamil dan anak yang menjadi PDP, ODP
  9. Data mengenai jumlah faskes yang siap menghadapi COVID-19

Data indikator pelayanan KIA dan KB yang berasal dari :

  1. Data Dinkes

KIA

  1. Jumlah seluruh ibu hamil (bumil)
  2. Capaian K1 (ANC 1)
  3. Capaian K4
  4. Jml bumil yang mendapatkan Fe 1
  5. Jml bumil yang mendapatkan Fe III
  6. Jumlah persalinan oleh nakes
  7. Jumlah KF (kunjungan nifas) 1
  8. Jumlah KF lengkap
  9. Jumlah kematian ibu (saat hamil. Bersalin dan nifas)
  10. Penyebab kematian ibu (perdarahan, preeclampsia/ eclampsia, sepsis, abortus, dan lain-lain)
  11. Jumlah kelahiran hidup
  12. Jumlah kematian neonatal
  13. Penyebab kematian neonatus
  14. Jumlah lahir mati
  15. Capaian KN (kunjungan neonatus) 1
  16. Capaian KN lengkap
  17. Jumlah bayi baru lahir yang diakukan IMD
  18. Jumlah bayi BBLR
  19. Jmlah neonatus lahir cukup bulan
  20. Jumlah bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap

KB

  1. Jumlah seluruh peserta KB aktif
  2. Jumah peserta KB baru
  3. Jumlah unmet need

Gizi

  1. Jumlah balita gizi kurang
  2. Jumlah balita BGM
  3. Jumlah balita gizi buruk
  4. Jumlah balita stunting
  5. Jumlah balita wasting
  1. Data RS

KIA

  1. Jumlah bumil baru (K1 Akses)
  2. Total kunjungan ibu hamil
  3. Jumlah bumil dengan K4
  4. Jumlah persalinan pervaginam
  5. Jumlah persalinan perabdominal
  6. Jumlah abortus
  7. Jumlah kehamilan ektopik terganggu (KET)
  8. Jumlah komplikasi pada ibu hamil, bersalin dan nifas
  9. Jumlah kematian ibu (saat hamil, bersalin dan nifas)
  10. Penyebab kematian ibu
  11. Jumlah pasien ibu dengan COVID-19
  12. Jumlah kasus rujukan yang dirujuk ke rumah sakit
  13. Jumlah kelahiran hidup
  14. Jumlah bayi lahir preterm (<37 minggu)
  15. Jumlah bayi BBLR
  16. Jumlah bayi baru lahir yang dirawat di ruang NICU
  17. Jumlah komplikasi pada bayi baru lahir
  18. Jumlah bayi baru lahir dengan COVID-19
  19. Jumlah lahir mati
  20. Jumlah kematian neonatal
  21. Penyebab kematian neonatal

KB

Jml akseptor KB implant, AKDR dan Metode Operatif Wanita ( MOW)

Gizi

  1. Jumlah balita gizi buruk
  2. Jumlah balita stunting
  3. Jumlah balita wasting
  1. Data Puskesmas

KIA

  1. Jml bumil baru (K1 Akses)
  2. Jml bumil baru <12 mg (K1 Murni)
  3. Jml bumil lama
  4. Total kunjungan ibu hamil
  5. Jml bumil mendapatkan buku KIA
  6. Jml bumil dengan K4
  7. Jml bumil yang medapatkan Fe 1
  8. Jml bumil yang mendapatkan Fe III
  9. Jml bumil yang mendapatkan TT 1
  10. Jml bumil yang mendapatkan TT 2
  11. Jumlah persalinan normal
  12. Jumlah persalinan dengan komplikasi obstetri
  13. Jumlah komplikasi obstetri yang ditangani
  14. Jumlah ibu dengan komplikasi obstetri yang dirujuk
  15. Jumlah ibu nifas baru
  16. Total kunjungan ibu nifas
  17. Jml ibu nifas dapat vit. A
  18. Jumlah kematian ibu
  19. Penyebab kematian ibu
  20. Jumlah kelas ibu hamil
  21. Jumlah posyandu

Perinatal dan bayi

  1. Jumlah lahir hidup
  2. Jumlah lahir mati
  3. Kasus neonatal ditemukan :
    • Asfiksi
    • BBLR <2500 g
    • Kelainan bawaan
    • Lain-lain
  4. Jumlah kematian neonatal 0-7 hari
  5. Jumlah kematian neonatal 8-28 hari
  6. Jumlah kasus post neonatal (29 hari-11 bulan)
  7. Jumlah kematian bayi (0-11 bulan)
  8. Jumlah KN 1 murni
  9. Jumlah KN lengkap
  10. Jumlah bayi baru lahir yang dilakukan IMD
  11. Jumlah bayi BBLR stabil yang dirawat mengguakan metode kanguru
  12. Bayi baru lahir cukup bulan (>37 minggu) yang tidak bernafas spontan saat lahir dan mendapatkan reusitasi dalam 5 menit setelah lahir
  13. Bayi baru lahir yang mendapatkan vit K dan imunisasi Hb0 dalam 24 jam
  14. Jml bayi yang mendpat imunisasi

KB

  1. Jml akseptor KB baru per alkon
  2. Jml akseptor KB lama
  3. Unmet need

Gizi

  1. Jumlah balita gizi kurang
  2. Jumlah balita BGM
  3. Jumlah balita gizi buruk
  4. Jumlah balita stunting
  5. Jumlah balita wasting
  1. Data tempat praktik mandiri bidan

KIA

  1. Jml bumil baru (K1 Akses)
  2. Jml bumil baru <12 mg (K1 Murni)
  3. Jml bumil lama
  4. Total kunjungan ibu hamil
  5. Jumlah bumil mendapatkan buku KIA
  6. Jumlah bumil dengan K4
  7. Jumlah bumil yang medapatkan Fe 1
  8. Jumlah bumil yang mendapatkan Fe III
  9. Jumlah komplikasi obstetri yang ditangani
  10. Jumlah komplikasi obstetri yang dirujuk
  11. Persalinan normal
  12. Jumlah ibu nifas baru
  13. Total kunjungan ibu nifas
  14. Jumlah ibu nifas dapat vit. A
  15. Jumlah kematian ibu maternal
  16. Penyebab kematian ibu
  17. Jumlah kelas ibu hamil

Anak

  1. Jumlah lahir hidup
  2. Jumlah lahir mati
  3. Kasus neonatal ditemukan :
    • Asfiksi
    • BBLR <2500 g
    • Kelainan bawaan
    • Lain-lain
  4. Jumlah kematian neonatal 0-7 hari
  5. Jumlah kematian neonatal 8-28 hari
  6. Jumlah kasus post neonatal (29 hari-11 bulan)
  7. Jumlah kematian bayi (0-11 bulan)
  8. Jumlah KN 1 murni
  9. Jumlah KN lengkap
  10. Jumlah bayi baru
  11. Jumlah bayi lama
  12. Total kunjungan bayi
  13. Jumlah bayi yang mendapatkan vit K1
  14. Jumlah bayi dg ASI eksklusif
  15. Jml bayi yang mendpat imunisasi

KB

  1. Jml akseptor KB baru per alkon
  2. Jml akseptor KB lama
  1. Data swasta/ dr praktik

KIA

  1. Total kunjungan ibu hamil
  2. Jumlah persalinan pervaginam
  3. Jumlah persalinan perabdominal
  4. Jumlah abortus
  5. Jumlah bufas baru
  6. Total kunjungan bufas
  7. Kematian ibu maternal
  8. Penyebab kematian ibu
  9. Jumlah lahir hidup
  10. Jumlah lahir mati
  11. Kasus neonatal ditemukan :
    • Asfiksi
    • BBLR <2500 g
    • Kelainan bawaan
    • Lain-lain

KB

Jml akseptor KB (AKDR dan MOW)

  1. Data Keuangan
    • Penyerapan dana BOK dan DAK
    • Dana APBD untuk KIA
    • Dana jampersal
    • Perubahan-perubahan
  1. Data kuantitatif dan kualitatif mengenai situasi yang terjadi
    • Data penyebaran penderita Covid19
    • Data mengenai kekhawatiran masyarakat
    • Data mengenai kekhawatiran tenaga kesehatan

Data merupakan time series bulanam:
Mulai dari Januari 2019, sampai Agustus 2020.  Data akan dimasukkan ke sistem IT melalui peta.

Proses Pengambilan Data, pengiriman, dan penyajian di Peta Elektronik 120 Kabupaten/Kota.

Proses Pengambilan Data dilakukan secara elektronik, dengan difasilitasi oleh universitas-universitas mitra Kementerian Kesehatan.

Data akan dikirim dari Kabupaten ke pusat data di Kementerian Kesehatan dengan sistem pemetaan. Universitas-universitas mitra bertanggung jawab untuk kebenaran data.

Alur pemrosesan data

Pemrosesan data dilakukan melalui alur seperti terangkum pada diagram di Gambar 1. Diagram Alur Pemrosesan Data. Input data dilakukan oleh penginput yang terdiri dari staf Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan dibantu peneliti daerah untuk data-data yang dimiliki Kabupaten/Kota. Proses input dilakukan melalui lembar template dalam format spreadsheet yang dapat dibuka melalui Microsoft Excel dan di-upload melalui sistem upload yang tersedia untuk disimpan ke dalam database.

Data yang sudah diinput masuk ke dalam database UGM untuk kemudian diverifikasi oleh verifikator untuk memastikan kesesuaian format, kelengkapan data, dan kualitas data. Verifikator memasukkan data yang telah tervalidasi ke dalam database.

Setelah proses verifikasi selesai, data secara otomatis akan dianalisis dan divisualisasikan. Setelah proses analisis selesai, dashboard akan langsung terupdate dengan data yang telah dimasukkan.

Peneliti daerah melakukan analisis pengaruh COVID-19 di daerah dengan memperhatikan data-data yang ditampilkan di dalam dashboard. Hasil analisis kemudian diunggah pula ke dalam dashboard.

Data dari dashboard beserta hasil analisis peneliti daerah dapat digunakan oleh Kementerian Kesehatan, Dinkes Provinsi, dan Dinkes Kabupaten/Kota untuk membuat strategi kebijakan KIA, KB, dan gizi selama situasi pandemi COVID-19.

Analisis Situasi yang akan dipergunakan oleh Pimpinan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dikeluarkan Kemenkes yang mencakup:

  1. Situasi COVID-19 di setiap Kabupaten/kota. Akan dilakukan berbagai proyeksi terhadap kemungkinan yang bisa terjadi di sebuah satuan epidemiologis di suatu wilayah. Proyeksi ini akan terkait dengan data disebuah daerah, yang bukan berbasis pada batas administrative, tetapi lebih kea rah satuan epidemiologis. Misal Jabotabek, Yogyakarta dan sekitarnya Surabaya Raya, dan sebagainya.
  2. Orientasi besar kecilnya dampak COVID-19 untuk program KIA, KB, dan gizi di setiap daerah Kabupaten/Kota;
  3. Prediksi apabila masalah pandemic Covid 19 yang ada tidak diatasi terhadap pelayanan KIA, KB, dan gizi serta dampak terhadap angka-angka pencapaian.

Dengan difasilitasi oleh Universitas-universitas mitra, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan melakukan analisis situasi. Akan dilakukan penilaian terhadap besar kecilnya masalah yang timbul akibat COVID-19.

Panduan untuk melakukan rekomendasi kebijakan

Kementerian Kesehatan memberikan panduan pelaksanaan rekomendasi kebijakan.

  1. Panduan pelaksanaan
  2. Panduan monitoring dan evaluasi oleh Dinas Kesehatan Propinsi,

Penulisan rencana aksi pemulihan berbasis pada analisis yang ada

  1. Kementerian Kesehatan akan menyusun panduan untuk menulis rencana aksi pemulihan.
  2. Rencana aksi pemulihan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan pada anggaran yang ada di BOK dan DAK.
  3. Peran para stakeholder untuk melakukan rencana aksi (Spesialis Obsgin, Spesialis Anak, epidemiologis setempat, dll).
  4. Peran Dinas Kesehatan Propinsi dalam merencanakan aksi pemulihan pelayanan KIA, KB, dan gizi.