Hubungan antara Migrain dan Preeklamsia pada Ibu Hamil

Hubungan antara Migrain dan Preeklamsia pada Ibu Hamil

Artikel Mingguan

Pre-eklampsia adalah salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan ibu dan bayi yang biasanya menyerang 2–5% wanita hamil. Menurut studi tingkat populasi berdasarkan Global Health Data Exchange (GHDx), kejadian gangguan hipertensi pada kehamilan telah meningkat dari 16,30 juta menjadi 18,08 juta secara global, dengan total peningkatan sebesar 10,92% dari tahun 1990 hingga 2019. Pada tahun 2019, jumlah kematian secara global akibat penyakit hipertensi pada kehamilan adalah sekitar 27,83 ribu.

Di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, 16% kematian ibu disebabkan oleh kelainan hipertensi pada kehamilan seperti pre-eklampsia dan eklampsia. Selain kematian, wanita yang selamat dari pre-eklampsia berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular, diabetes, dan dislipidemia di kemudian hari. Selain itu, bayi yang lahir dari kehamilan preeklampsia mungkin menderita gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (ADHD), gangguan kardiovaskular, dan metabolisme.

Selain itu, beban keuangan layanan kesehatan untuk penatalaksanaan pre-eklampsia cukup besar, terutama disebabkan oleh biaya untuk menangani beberapa dampak buruk pada bayi baru lahir.Ada beberapa faktor risiko potensial yang diidentifikasi terkait dengan preeklamsia, namun sebagian besar faktor tersebut tidak memiliki kekuatan yang kuat untuk memprediksi timbulnya preeklamsia. Hipertensi kronis, penyakit ginjal kronis, diabetes mellitus, indeks massa tubuh yang lebih tinggi (≥ 30 kg/m2), dan lupus eritematosus sistemik merupakan beberapa faktor risiko pre-eklamsia yang diketahui.

Migrain, gangguan sakit kepala yang sangat umum, dapat meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah selama kehamilan, termasuk preeklamsia. Migrain adalah penyakit neurologis paling umum di seluruh dunia yang ditandai dengan sakit kepala episodik yang melumpuhkan dengan atau tanpa disfungsi sistem saraf otonom.

Migrain menyerang 14–15% populasi global dan menyumbang 4,9% beban penyakit global. Prevalensi migrain telah meningkat secara global dalam tiga dekade terakhir. Penyakit ini 2 hingga 3 kali lebih umum terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki dan mempengaruhi 20,7% perempuan dan 9,7% laki-laki secara global. Meskipun hampir 30% wanita mengalami migrain pada usia 45 tahun, dampaknya terhadap hasil kehamilan, kesehatan neonatal, dan kesehatan di masa yang akan datang belum sepenuhnya dieksplorasi.

Artikel ini telah dipublikasikan pada Mei 2024 di BMC Pregnancy and Childbirth, selengkapnya KLIK DISINI