Pendidikan Ibu dan Hubungannya dengan Dampak Buruk pada Ibu dan Bayi Baru Lahir pada Kelahiran Hidup yang Dikandung Menggunakan Metode Reproduksi Berbantuan Medis (MAR)

Pendidikan Ibu dan Hubungannya dengan Dampak Buruk pada Ibu dan Bayi Baru Lahir pada Kelahiran Hidup yang Dikandung Menggunakan Metode Reproduksi Berbantuan Medis (MAR)

Artikel Mingguan

Di Amerika Serikat, penggunaan metode reproduksi berbantuan medis (MAR) terus meningkat selama dua dekade terakhir, dengan laporan terkini dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang menyebutkan 12 dari setiap 100 pasien berusia 15-49 tahun pernah menggunakan metode layanan infertilitas. Sistem Statistik Vital Nasional mendefinisikan MAR sebagai penggunaan obat peningkat kesuburan, inseminasi buatan, inseminasi intrauterin atau penggunaan teknologi reproduksi misalnya fertilisasi in vitro (IVF), atau transfer gamete intrafallopian (GIFT).

Meskipun metode ini telah tersebar luas, banyak penelitian yang mengungkapkan timbulnya kekhawatiran mengenai dampak buruk obstetri dan perinatal yang terkait dengan kehamilan yang dikandung dengan menggunakan perawatan infertilitas, meskipun beberapa risiko ini mungkin bersifat intrinsik pada populasi infertil itu sendiri.

Penelitian ini menggunakan studi kohort retrospektif dengan memanfaatkan kumpulan data Statistik Vital AS pada akta kelahiran nasional dari tahun 2016 hingga 2020. Responden merupakan wanita yang hamil menggunakan MAR dan status pendidikan dari pasangan wanita diikutsertakan. Pasien dikelompokkan menjadi dua kelompok: bergelar sarjana atau lebih tinggi, atau tidak bergelar sarjana.

Hasil utama adalah gabungan dari hasil buruk pada ibu: masuk ke unit perawatan intensif (ICU), ruptur uteri, histerektomi yang tidak direncanakan, atau transfusi darah.

Hasil sekundernya adalah gabungan dari dampak buruk pada neonatal: masuk ICU neonatal, dukungan ventilator, atau kejang. Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan wanita yang lebih rendah tidak berhubungan dengan kondisi buruk pada pasien yang hamil menggunakan MAR namun dikaitkan dengan peningkatan kondisi buruk pada neonatal.

Ketika akses terhadap layanan infertilitas meningkat, pasien yang hamil dengan MAR mungkin diberi konseling bahwa tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan morbiditas ibu. Penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan morbiditas neonatal diindikasikan.

Artikel ini telah dipublikasikan pada Desember 2023 di Maternal Health, Neonatology and Perinatology, selengkapnya https://mhnpjournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s40748-023-00170-4