Reportase Webinar dan Talkshow Kader Posyandu Peduli Wasting

Reportase

PKMK UGM – Pada 24 Oktober 2023, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (PKMK FK-KMK UGM) bekerja sama dengan UNICEF Indonesia menyelenggarakan webinar dan talkshow bertajuk “Kader Posyandu Peduli Wasting”.

Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui zoom meeting dan live streaming Youtube dengan menghadirkan narasumber dr. Ni Made Diah Permata Laksmi D., M.KM., dari Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, dr. Julia Suryantan, M.Sc dari UNICEF Indonesia, dan tim narasumber dari Provinsi Nusa Tenggara Barat, yakni Luh Gede Laksmiwati, S.KM., M.AP. dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara dan Harnawati sebagai perwakilan Kader Posyandu Cempaka, Desa Pemenang Timur, Kabupaten Lombok Utara.

Kegiatan webinar dan talkshow ini dimoderatori oleh Sekar Putri Andriani, S.Ked. yang merupakan Executive Director Cegah Stunting.

Sekar Putri Andriani, S.Ked. selaku moderator memimpin sesi pemaparan dan talkshow

Ni Made Diah Permata Laksmi D., M.KM sedang memaparkan materi

Pemaparan pertama oleh dr. Ni Made Diah Permata Laksmi D., M.KM., membahas Strategi dan Program Penguatan Kapasitas Kader Posyandu Berbasis 25 Kompetensi. Diah menjelaskan bahwa pemerintah terus berkomitmen melakukan transformasi sistem layanan primer yang salah satu upayanya adalah pengintegrasian paket layanan di posyandu. Upaya pembinaan posyandu dan penguatan kapasitas kader posyandu menjadi kunci penyelenggaraan integrasi paket layanan tersebut. Strategi penguatan kapasitas kader berbasis 25 keterampilan dasar dilakukan melalui penyediaan skema manajemen kader, pelatihan kader terakreditasi, dan penyediaan digitalisasi manajemen kader. Pada 2023, sudah tersedia kurikulum pelatihan 25 keterampilan dasar kader, fasilitator tingkat provinsi, dan fasilitator kabupaten. Diharapkan pada 2024, sudah dapat terlaksana pelatihan terakreditasi.

dr. Julia Suryantan, MSc sedang memaparkan materi

Narasumber kedua yaitu dr. Julia Suryantan, M.Sc, memaparkan Pendekatan Kader Posyandu Peduli Wasting. Julia menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan penurunan prevalensi wasting dari 10,2% menjadi 7% pada 2024. Untuk mencapai angka tersebut, dilakukan upaya Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) yang terdiri dari 4 komponen, salah satunya adalah mobilisasi masyarakat. Inovasi dalam mobilisasi masyarakat meliputi LiLA keluarga, PAUD Peduli Wasting, Obrolan Gizi Buruk, dan Kader Posyandu Peduli Wasting. Kader posyandu memiliki peran yang strategis sebagai ujung tombak pencegahan, penemuan dini, dan rujukan wasting. Saat ini, pemodelan Kader Posyandu Peduli Wasting telah dilakukan di 2 lokasi, yakni Kota Kupang dan Kabupaten Lombok Utara. Penguatan kapasitas dengan metode aktif partisipatif menjadi kunci agar kader dapat menjalankan peran-peran sebagai kader posyandu dengan percaya diri, disertai juga dengan pendampingan dan supervisi fasilitatif.


Setelah sesi pemaparan, diadakan sesi talkshow dengan narasumber dari Kabupaten Lombok Utara, sebagai salah satu lokasi pemodelan Kader Posyandu Peduli Wasting.

Sesi Talkshow sedang berlangsung

 Luh Gede Laksmiwati, SKM., MAP dalam sesi sharing penguatan kapasitas kader

Luh Gde Laksmiwati, S.KM., M.AP. menyampaikan upaya dan strategi pemerintah daerah dalam penguatan kapasitas kader posyandu. Kabupaten Lombok Utara memiliki tim fasilitator (tenaga kesehatan) yang telah memperoleh pelatihan untuk tata laksana wasting berdasar pada SK dan SOP. Lombok Utara juga memiliki beberapa puskesmas yang sudah dilengkapi dengan fasilitas rawat jalan bagi anak balita dengan wasting dan fasilitas rawat inap melalui feeding centerdi 4 puskesmas. Pembiayaan perawatan tidak ada masalah karena daerah sudah mencapai Universal Health Coverage sehingga semua masyarakat mendapat jaminan layanan. Tantangan yang ditemukan adalah keluarga penunggu balita yang memerlukan rawat inap lama tidak bisa mencari nafkah karena diharuskan meninggalkan rumah. Untuk permasalahan itu, ada badan filantropi yang memberikan bantuan biaya bagi penunggu. Saat ini pemda juga berkomitmen menguatkan kapasitas kader dan menyediakan LiLA untuk seluruh sasaran sehingga keluarga dapat melakukan deteksi secara mandiri.


 Harnawati sedang membagikan pengalamannya sebagai kader posyandu

Harnawati menceritakan pengalamannya dalam upaya tata laksana wasting. Harnawati bersama kader posyandu melakukan Gerakan Pemenang Sayang Anak dan Keluarga dengan membagikan pita LiLA ke semua sasaran keluarga agar mereka bisa melakukan deteksi dini secara mandiri. Jika keluarga menemukan balita mengalami masalah gizi, keluarga dapat menghubungi kader posyandu agar bisa ditangani. Kader juga memberikan edukasi mengenai pemberian MPASI sesuai pedoman gizi seimbang. Tantangan yang dihadapi kader adalah mengubah pola pikir masyarakat mengenai pemberian makanan gizi seimbang kepada anak. Namun dengan pendekatan bertahap, kader dapat meningkatkan kesadaran akan hal tersebut. Kader posyandu melakukan upaya deteksi dini secara aktif melalui jemput bola maupun pasif melalui pengukuran anak di posyandu dan sekolah.

Harnawati menceritakan pengalamannya dalam upaya tata laksana wasting. Harnawati bersama kader posyandu melakukan Gerakan Pemenang Sayang Anak dan Keluarga dengan membagikan pita LiLA ke semua sasaran keluarga agar mereka bisa melakukan deteksi dini secara mandiri. Jika keluarga menemukan balita mengalami masalah gizi, keluarga dapat menghubungi kader posyandu agar bisa ditangani. Kader juga memberikan edukasi mengenai pemberian MPASI sesuai pedoman gizi seimbang. Tantangan yang dihadapi kader adalah mengubah pola pikir masyarakat mengenai pemberian makanan gizi seimbang kepada anak. Namun dengan pendekatan bertahap, kader dapat meningkatkan kesadaran akan hal tersebut. Kader posyandu melakukan upaya deteksi dini secara aktif melalui jemput bola maupun pasif melalui pengukuran anak di posyandu dan sekolah.

Reporter: Mashita Inayah (PKMK UGM)