Pada tahun 2020, diperkirakan 287.000 perempuan meninggal karena komplikasi kehamilan dan persalinan, sementara 1,9 juta kelahiran mati terjadi pada tahun 2021. Sebanyak setengah dari kematian ibu dan tiga dari empat kelahiran mati dapat dicegah jika perempuan dapat mengakses perawatan darurat tepat waktu yang disediakan oleh tenaga kesehatan yang terampil. Hingga saat ini, upaya global untuk mengurangi angka kematian ibu dan kelahiran mati adalah memfokuskan pada ketersediaan perawatan darurat obstetri dan bayi baru lahir, meminimalkan hambatan finansial untuk perawatan, dan meningkatkan kualitas perawatan. Namun, pemerintah kurang memperhatikan aksesibilitas geografis dan ketidaksetaraan dalam akses yang dihadapi masyarakat. Ketimpangan dalam aksesibilitas geografis terhadap perawatan obstetri darurat dan perawatan bayi baru lahir telah lama dilaporkan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Namun, tantangan yang dihadapi bervariasi antara lingkungan perkotaan dan pedesaan. Di daerah pedesaan, aksesibilitas geografis yang buruk sering kali disebabkan oleh jarak tempuh yang jauh ke fasilitas perkotaan yang lebih lengkap dan bencana alam seperti banjir. Di lingkungan perkotaan, tantangan sebagian besar terkait dengan kemacetan lalu lintas, kondisi jalan yang buruk, dan permukiman kumuh yang luas. Meskipun demikian, intervensi sebagian besar difokuskan pada lingkungan pedesaan daripada perkotaan. Padahal, bukti menunjukkan daerah pinggiran kota mulai melaporkan hasil kehamilan yang buruk lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Pada tahun 2009, ketika WHO menerbitkan Monitoring emergency obstetric care: a handbook, disebutkan bahwa fasilitas perawatan obstetrik dan bayi baru lahir darurat harus dapat diakses dalam waktu 2–3 jam perjalanan. Standar ini didasarkan pada perkiraan bahwa dua jam adalah interval rata-rata antara timbulnya komplikasi obstetrik mayor dan kematian tanpa adanya intervensi medis. Artikel ini telah dipublikasikan pada Oktober 2024 di Bulletin of the World Health Organization, selengkapnya https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11500251/