Reportase Implementasi Peran Kepemimpinan Spesialis Obstetri dan Ginekologi (SpOG) untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu

Reportase

PKMK-Yogyakarta. Tindak lanjut pasca Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Himpunan Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia (HOGSI) XIV di Malang, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) kembali bekerja sama dengan Himpunan Obstetri Ginekologi Sosial Indonesia (HOGSI) menyelengarakan webinar dengan topik  “Implementasi Peran Kepemimpinan Spesialis Obstetri dan Ginekologi (SpOG) Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu” pada Kamis (31/10/2024). Narasumber dalam webinar ini adalah dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, Dinas kesehatan Kota Bekasi, serta Tim AMP-SR/Percepatan Penurunan AKI dan AKB Kota Bekasi. Sedangkan pembahas pada webinar ini antara lain dr. Muhammad Ardian C.L., Sp.OG (K))-Obsginsos,M.Kes selaku Plt. Wadir Pelayanan Medis RS Unair. Pembahas kedua adalah Prof. dr. Hermie Meety Massje Tendean, SpOG Subsp. Obginsos selaku Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Dan pembahas ketiga adalah dr. Mochammad Hud Suhargono, SpOG,SubsSp.Obgynsos selaku kepala instalasi maternal RSUD Bangil Pasuruan dan Ketua Pelaksana Harian Forum Penakib Kabupaten Pasuruan. Sedangkan sesi diskusi dipimpin oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D selaku Guru Besar FK-KMK UGM dan Dr. dr. R. Soerjo Hadijono, Sp. OG, Subsp. Obginsos  selaku Ketua HOGSI.

Acara ini dipandu oleh Dr.dr. Prita Muliarini, Sp.OG, Subsp. Obginsos  (K)., M.H., M.M., FISQua selaku moderator. Webinar diawali oleh Laksono mengenai materi yang telah dibahas pada pertemuan HOGSI di Malang yang telah diselenggarakan 16 oktober 2024. Prof Laksono menyampaikan bahwa kegiatan mengenai leadership harus terus berlanjut dan dikembangkan. Diharapkan di setiap Kabupaten/ Kota dengan angka kematian ibu yang masih tinggi terdapat pemimpin dari kalangan obsgyn yang dapat berperan sebagai pemimpin dan mendukung pemerintah dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Narasumber pertama, dr. Ani Latifah, M.Kes, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, memaparkan capaian Quality Improvement Collaborative serta strategi yang diterapkan di Kabupaten Pasuruan. Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan telah mengupayakan kolaborasi antara seluruh rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, tenaga kesehatan, bidan wilayah, faskes primer, dan klinik swasta, dimana seluruh pihak bekerja sama untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Untuk memperkuat komitmen, dinas kesehatan sebagai pemimpin dalam pelaksanaan QI Collaborative, mendukung dalam aspek penganggaran dan penggerakan fasilitas kesehatan. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah terkait supervisi berkala.

Pemaparan dari narasumber yang kedua yaitu dari Tim AMP-SR/ Tim Percepatan Penurunan AKI dan AKB Kota Bekasi yang terdiri dari dr Romay Faizal, Sp.OG, Subsp. Obginsos., MARS; dr Hindar Jaya, Sp.OG; dr Christofel P., Sp.OG., Subsp. KFM; dan dr Sutarji, Sp.OG yang memaparkan berbagai strategi yang dirancang menjadi program diharapkan dapat ditetapkan menjadi sebuah regulasi yang akan menjadi bagian dari renstra dinas kesehatan Kota Bekasi.

Narasumber ketiga dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi juga turut memaparkan Strategi Penurunan AKI dan AKB di Kota Bekasi. Dr.Fikri Firdaus,MKKK selaku Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bekasi menjelaskan bahwa strategi penurunan AKI dan AKB di Kota Bekasi pada 2024 disinergikan dengan beberapa OPD, lintas sektor dan beberapa strategi yang melingkupi program di dinas kesehatan.

Muhammad Ardian selaku pembahas pertama menyampaikan bahwa sesuai dalam teori metaleadership, teman-teman sejawat dokter sudah mempraktekkan dengan baik. Kedepannya seringkali perlu intimation dengan dinas kesehatan agar aktivitas ini memiliki daya ungkit di lapangan karena modalnya sudah ada yaitu keterlibatan para dokter SpOG.

Pembahas Kedua pada kegiatan ini yaitu Hermie Tendean menyampaikan bahwa kerjasama antar sektor dalam upaya penurunan AKI dan AKB seperti yang dilakukan di oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan sangat sungguh luar biasa dapat berjalan dengan baik dalam implementasinya seperti QI Collaborative.

Pembahas ketiga pada kegiatan ini adalah Mochammad Hud Suhargono juga turut  memberikan pernyataan bahwa leader mempunyai peran yang strategis bagaimana membangun tim dan membangun kolaborasi. Untuk menyelamatkan ibu dan menyiapkan masa depan 2025 tidak hanya membutuhkan peran tenaga kesehatan dan dokter tapi harus mendapatkan support dari masyarakat.

Mochammad juga mengingatkan strategis yang mestinya disiapkan di daerah jika ingin membangun sistem yang memperhatikan Quality Improvement berdasarkan anjuran WHO yaitu dengan membangun leadership, membuat aksi/program, memunculkan model pembelajaran, dan kegiatan yang terukur.

Pada akhir diskusi, Dr. dr. R. Soerjo Hadijono, Sp.OG, Subsp.Obginsos mengajak para dokter Sp.OG melalui kepemimpinan untuk memulai mencari akar masalah yang benar tentang penyebab kematian ibu sehingga bisa punya langkah mulai dari regional.

Laksono menutup webinar dengan mengajak HOGSI untuk mengadakan training pelatihan untuk membuat tim percepatan penurunan AKI seperti yang telah dicontohkan oleh kota Bekasi dengan membuat Tim AMP-SR/Percepatan Penurunan AKI dan AKB Kota Bekasi. Pelatihan ini direncanakan dapat diadakan jarak jauh dan berupa tim, yang akan kembali melibatkan kerjasama anatar HOGSI dan PKMK UGM.

 

Reporter:

Oinike Ade Putri Mendrova (Divisi Public Health)