Diabetes gestasional (GDM) ditandai dengan intoleransi glukosa yang baru terjadi pada paruh kedua kehamilan, yang memengaruhi 7-15% ibu hamil di seluruh dunia. GDM meningkatkan risiko pre-eklamsia, makrosomia, dan hipoglikemia neonatal serta menempatkan ibu dan anak pada risiko lebih tinggi terkena obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular di kemudian hari. Intervensi dini selama kehamilan dapat mengurangi risiko GDM dan komplikasi kehamilan lainnya. Namun, GDM biasanya didiagnosis antara minggu ke-24 dan ke-28 kehamilan melalui tes toleransi glukosa oral (OGTT), sehingga melewatkan waktu optimal untuk intervensi karena perkembangan janin dan plasenta telah terjadi. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi ibu yang berpotensi mengalami GDM pada awal kehamilan agar dapat mengarahkan strategi intervensi dini untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Sejumlah biomarker pada awal kehamilan telah dilaporkan mampu memprediksi perkembangan GDM, terutama glukosa plasma puasa (FPG), globulin pengikat hormon seks (SHBG), adiponektin, faktor pertumbuhan mirip insulin I (IGF-I) dan protein pengikat IGF 2 (IGFBP-2), protein C reaktif dengan sensitivitas tinggi (hs-CRP), dan fibronectin terglikosilasi. Namun, tidak ada satu biomarker yang memiliki kekuatan diskriminatif yang cukup untuk digunakan secara klinis. Kombinasi biomarker mana yang paling optimal masih belum jelas. Artikel ini telah dipublikasikan pada September 2024 di BMC Pregnancy and Childbirth, selengkapnya KLIK DISINI