Menyusui adalah satu-satunya intervensi pencegahan yang paling efektif untuk meningkatkan kelangsungan hidup anak. Menyusui memberikan manfaat seumur hidup kepada anak, terutama mengurangi risiko kematian dan kesakitan anak dan memajukan pertumbuhan, perkembangan dan pencapaian kognitif anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan inisiasi menyusui dini dalam satu jam pertama kehidupan, menyusui eksklusif selama 6 bulan pertama dan terus menyusui hingga 2 tahun dan seterusnya. Berbagai faktor mempengaruhi praktik menyusui.
Kebijakan dan praktik layanan kesehatan yang tidak memadai membuat ibu tidak cukup didukung. Sikap, preferensi dan tradisi budaya yang dilakukan oleh teman dan keluarga, termasuk ayah, berdampak pada praktik ibu dalam meyusui. Survei cross-sectional ini bertujuan untuk mengidentifikasi prevalensi menyusui dan pemberian ASI pada anak usia 0–35 bulan, mengeksplorasi karakteristik sosio-demografis dan faktor motivasi yang terkait dengan perilaku pemberian ASI ini dan mengidentifikasi prevalensi paparan ibu terhadap promosi ASI.
Sebanyak 595 ibu yang memiliki anak berusia kurang dari 3 tahun diwawancarai di fasilitas kesehatan Kota Bandung menggunakan kuesioner yang terstruktur. Penggunaan pengganti ASI dikaitkan dengan pekerjaan ibu dan persepsi produksi ASI yang tidak mencukupi.
Prevalensi pemasaran pengganti ASI yang begitu tinggi dapat mempengaruhi proses menyusui. Undang-undang nasional yang lebih kuat dan penerapan undang-undang diperlukan untuk memastikan ibu dapat membuat pilihan untuk menyusui secara ekslusif dan tidak terpengaruh produsen pengganti ASI.
Artikel ini telah dipublikasikan pada April 2021 di Maternal and Child Nutrition, selengkapnya https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/mcn.13189