Jakarta – Stunting alias gagal tumbuh rupanya tak melulu disebabkan kemiskinan. Nyatanya stunting kerap pula dialami anak yang lahir dari keluarga berada. Akan tetapi, kaya atau miskin tak menghalangi sederetan masalah besar pada anak stunting, bahkan yang terseret hingga dewasa.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo, SpOG menyebut, stunting kini dialami 26,67 persen anak Indonesia.
Tak melulu disebabkan keterbatasan finansial, stunting juga dialami anak-anak dengan latar belakang finansial keluarga yang mencukupi. Sayangnya, para ibu sering cuek soal asupan sehingga anak menjadi pengidap stunting.
“Banyak orang tidak kekurangan nutrisi, tapi mindset-nya punya. Banyak bisa beli ikan, tapi tidak merasa ikan bermanfaat besar. Ada ibu yang makan nasi lauknya mie dan kerupuk. Aneh karbohidrat semua. Ini mindset,” ujar dr Hasto saat ditemui di Jakarta, Kamis (8/4/2021).
Yang amat dikhawatirkan, masalah pada anak stunting bukan hanya tubuh pendek, melainkan pula keterbatasan intelektual, serta risiko tinggi penyakit kardiovaskular saat dewasa.
Menurut dr Hasto, jika jumlah anak stunting di Indonesia tak kunjung berhasil ditekan, imbasnya pasti merembet ke mana-mana.
Dengan kondisi 1 dari 3 anak Indonesia kini mengidap stunting, Indonesia punya risiko besar akan menanggung masa depan suram masyarakat dengan kecerdasan jongkok.
“Orang stunting pasti pendek, tapi orang pendek belum tentu stunting. Anak yang pendek tapi cerdas, itu jelas tidak stunting. 3 dampak tidak menguntungkan pada anak stunting, pertama pendek. Kedua, kemampuan intelektualnya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan lebih rendah daripada orang rata-rata,” imbuh dr Hasto.
Kini Indonesia punya target menurunkan angka stunting hingga menyentuh 14 persen di 2021. Menurut dr Hasto, satu-satunya cara untuk memangkas peningkatan angka stunting adalah persiapan yang matang sebelum menikah dan memutuskan punya anak baik dari istri maupun suami.
Sumber: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5525635/1-dari-3-anak-indonesia-mengidap-stunting-dampaknya-jadi-begini