Makalah ini menyajikan studi longitudinal menyusui di dua rumah sakit swasta di Jeddah, Arab Saudi. Soliman Fakeeh (SF) mengikuti inisiatif rumah sakit ramah bayi (BFHI) WHO, Rumah Sakit Saudi Jerman (SGH). Partisipan adalah 102 wanita di kedua rumah sakit (52 BFHI, 50 non-BFHI).
Dua kuesioner semi kuantitatif, diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, digunakan pada awal dan satu bulan setelah melahirkan.
Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar wanita dalam penelitian ini telah memulai menyusui tetapi beralih ke pemberian makanan campuran setelah satu bulan. Kami juga menemukan bahwa self-efficacy memiliki pengaruh terbesar pada praktik menyusui pada satu bulan, diukur dengan Skala Self-Efficacy Menyusui (BSES) dan terlepas dari variabel lainnya.
BFHI menjadikan ASI sebagai zat gizi pertama yang diterima bayi dan memiliki persentase inisiasi menyusui dini yang lebih tinggi daripada yang non BFHI. Rumah sakit BFHI mendukung wanita untuk menyusui secara praktis dan mendidik.
Dukungan diberikan oleh buku, internet, dan sesi pendidikan. Namun, efek apa pun tidak lagi ada pada satu bulan pasca persalinan, di mana sebagian besar wanita telah beralih ke pemberian makanan campuran. Tidak ada hubungan antara status BSES dan BFHI.
Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan pengembangan program promosi menyusui sebelum melahirkan dan setidaknya enam bulan tindak lanjut setelah melahirkan, di samping pendekatan konseling sebaya.
Artikel ini dipublikasikan pada 2019 di jurnal Lifescience Global, selengkapnya Klik Disini