Pandemi COVID-19 telah menghentikan banyak program kesehatan masyarakat, terutama yang diselenggarakan oleh puskesmas dan posyandu. Pada tahun 2020, sistem kesehatan Indonesia berada pada kapasitasnya karena pemerintah mengalihkan sumber daya untuk mitigasi COVID-19. Realokasi anggaran untuk pandemi telah membahayakan kapasitas negara untuk mempertahankan layanan kesehatan esensial, termasuk program yang berfokus pada kesehatan ibu dan gizi anak. Analisis terhadap dampak pandemi berdasarkan data rutin diperlukan untuk memetakan strategi pemulihan secara cepat. Masalah manajerial yang mungkin dihadapi oleh dinas kesehatan kabupaten/ kota dapat memberikan bukti perlunya peningkatan kapasitas dari sumber daya eksternal. Artikel ini menjelaskan pengalaman penulis dalam mengembangkan dan menerapkan sistem monitoring dan evaluasi secara elektronik untuk membantu menjaga program kesehatan dan gizi ibu dan anak di Indonesia selama pandemi COVID-19. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Kementerian Kesehatan RI dengan Universitas Gadjah Mada, beserta 20 universitas mitra lainnya di seluruh Indonesia. Berdasarkan kegiatan ini, di sebagian besar daerah, layanan kesehatan dan gizi ibu dan anak terkena dampak sedang atau parah oleh pandemi, terutama layanan pemantauan pertumbuhan anak dan perawatan antenatal. Sistem monitoring dan evaluasi elektronik dapat diterapkan dan dilengkapi dengan beberapa modifikasi untuk mengakomodasi dinas kesehatan kabupaten/ kota dan universitas. Terdapat potensi untuk meningkatkan intervensi dengan perencanaan dan pelatihan implementasi yang lebih baik. Artikel ini telah dipublikasikan pada Februari 2022 di Bulletin of the World Health Organization, selengkapnya Clik Here