Di Meksiko, pandemi COVID-19 menyebabkan diberlakukannya pembatasan interaksi sosial yang secara paradoks dapat memperburuk disparitas akses pelayanan kesehatan bagi wanita hamil dan menonjolkan kelemahan sistem kesehatan dalam menangani kehamilan pasien berisiko tinggi.
Sumber daya kesehatan sebagian besar diorientasikan ulang untuk mengatasi penularan COVID-19 di masyarakat. Sebagai bagian dari strategi, klinik tertentu dibatasi hanya untuk menyediakan layanan kesehatan yang sangat diperlukan.
Rumah sakit umum dimodifikasi untuk menerima dan merawat pasien COVID-19 dengan benar serta menangguhkan semua layanan rumah sakit konvensional lainnya. Sebagai populasi yang berisiko, wanita hamil disarankan tetap di rumah untuk menghindari paparan yang tidak perlu. Hal ini dikarenakan sejumlah wanita hamil yang telah terinfeksi virus SARS-CoV-2 (COVID-19), sebagian dari mereka telah mendapatkan dampak klinis yang parah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendorong negara untuk menerapkan langkah-langkah demi memastikan perhatian medis yang optimal bagi wanita hamil dan mempromosikan kesadaran pencegahan kematian ibu. Di Meksiko, kerentanan wanita terhadap kematian ibu dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi seperti pendidikan, tempat tinggal, dan etnis.
Semua terkait dengan ketidakadilan dalam akses dan ketersediaan sumber daya serta infrastruktur kesehatan yang sangat bervariasi antara berbagai negara bagian di Meksiko. Berdasarkan data per Juni 2020, morbiditas dan mortalitas COVID-19 di Meksiko menunjukkan variasi geografis yang mungkin berkorelasi dengan perbedaan sosiodemografi antar negara bagian dalam ketersediaan dan akses layanan kesehatan.
Namun, data yang tersedia hingga saat ini menunjukkan bahwa pandemi menimbulkan tantangan serius untuk menilai kesehatan ibu secara optimal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Artikel ini telah dipublikasikan pada Juli 2021 di BMC Public Health, selengkapnya https://bmcpublichealth.