PKMK-Yogyakarta. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), menyelenggarakan webinar dengan judul “Menggali Data, Menyelamatkan Nyawa: MPDN dalam Perspektif Praktisi, Pemerintah, dan Organisasi Profesi” pada Jum’at (21/3/2025). Narasumber dan pembahas dalam kegiatan ini berasal dari berbagai instansi. Narasumber adalah dr. Danu Maryoto Teguh, SpOG (K), Subsp. Obginsos selaku Ketua Komite Medik RSIA NUN, Surabaya. Sedangkan pembahas pertama adalah dr. Yuslely Usman, M.Kes dari Direktorat Pelayanan Kesehatan Keluarga, Kementerian Kesehatan. Pembahas kedua adalah Prof. dr. R. Detty Siti Nurdiati, MPH., Ph.D., Sp.OG(K) selaku Guru Besar FK-KMK UGM. Pembahas ketiga adalah Dr. dr. Prita Muliarini, Sp.O.G,Subsp.Obginsos., M.H.,FISQua,CMC dari Himpunan Obstetri Ginekologi Sosial Indonesia (HOGSI). Kegiatan ini dipandu oleh Monita Destiwi, MA selaku moderator. Sebelum dimulai pemaparan inti oleh narasumber, kegiatan diawali dengan pengantar dari Prof.dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., PhD.
dr. Danu memaparkan terkait Maternal Perinatal Death Notification (MPDN), tantangan dalam mengimplementasikan MPDN termasuk rendahnya kualitas dan kuantitas pelaporan, serta menampilkan dashboard MPDN. MPDN adalah sistem pelaporan yang digunakan untuk mencatat dan menganalisis kematian ibu serta bayi baru lahir dengan tujuan mengidentifikasi penyebabnya, meningkatkan respons layanan kesehatan, dan mendukung kebijakan berbasis data. Melalui MPDN, tenaga medis, pemerintah, serta organisasi kesehatan dapat berkolaborasi dalam upaya pencegahan kematian maternal dan perinatal. Data yang dikumpulkan dari fasilitas kesehatan dan tenaga medis mencakup faktor medis, sosial, serta lingkungan yang berkontribusi terhadap kematian, sehingga dapat digunakan untuk perbaikan sistem layanan kesehatan dan pencegahan kasus serupa di masa depan.
Pada sesi pembahasan, para pembahas menyampaikan tanggapan dan komentar dari berbagai persepektif. Pembahas pertama menyampaikan tanggapan dari perspektif pemerintah yaitu dr. Yuslely yang menjelaskan implementasi MPDN bertujuan untuk meningkatkan ketepatan data, mendukung kebijakan kesehatan, serta mempercepat respons terhadap kematian ibu dan bayi. Meskipun angka kematian ibu dan bayi di Indonesia mengalami penurunan dan berada di jalur pencapaian target 2024, tantangan masih ada dalam hal kepatuhan pelaporan dari fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, kebijakan pelaporan satu pintu melalui MPDN telah diterapkan dan diintegrasikan dengan sistem Komdatkesmas serta Satu Sehat. Regulasi yang dikeluarkan, termasuk kewajiban pelaporan dan sanksi administrasi seperti tunda salur dana BOK bagi daerah yang tidak memenuhi target pelaporan, diharapkan dapat meningkatkan akurasi data serta efektivitas intervensi kesehatan. Untuk memastikan keberhasilan sistem ini, seluruh fasilitas kesehatan diharapkan melakukan pencatatan dan notifikasi kematian secara tepat waktu, sehingga data yang dihasilkan dapat digunakan dalam evaluasi dan perbaikan layanan kesehatan ibu dan anak.
Selanjutnya, dalam sesi pembahasan kedua, Prof. Detty sebagai perwakilan dari praktisi menyampaikan bahwa masih terdapat kendala dalam pengisian Audit Maternal Perinatal-Saving Review (AMP-SR) serta menekankan perlunya meningkatkan kesadaran tenaga kesehatan untuk secara aktif mengisi dan memanfaatkan MPDN. Oleh karena itu, keterlibatan tenaga kesehatan dalam pencatatan dan notifikasi kematian sangat krusial agar data yang diperoleh lebih akurat, memungkinkan evaluasi yang lebih baik, serta mendukung intervensi kesehatan yang lebih efektif untuk menekan angka kematian ibu dan bayi.
Sementara itu, pembahas terakhir, dr. Prita dari organisasi profesi, menjelaskan bahwa MPDN bukan hanya sekadar sistem pelaporan, tetapi merupakan langkah awal dalam mencegah kematian ibu dan bayi yang dapat dicegah. Ia menekankan perlunya kerja sama antara pemerintah pusat, dinas kesehatan daerah, dan fasilitas kesehatan melalui sistem informasi yang terintegrasi, kebijakan yang jelas, serta koordinasi yang kuat. Digitalisasi data, supervisi rutin, peningkatan kapasitas SDM, dan dukungan anggaran yang berkelanjutan menjadi kunci utama keberhasilan MPDN agar manfaatnya dapat dirasakan secara luas dan membantu mencapai target kesehatan ibu dan anak yang lebih baik.
Reporter: Monita Destiwi (Divisi Public Health, PKMK UGM)