Persalinan adalah salah satu tahap paling penting dalam kehidupan seorang wanita dan sering kali menandai transisi menuju kehidupan baru. Salah satu faktor utama yang memengaruhi tahap transisi ini adalah jenis persalinan, yang dapat bergantung pada karakteristik obstetri ibu, preferensi individu, dan saran dari keluarga, teman, atau dokter. Cara persalinan, yaitu persalinan normal atau sesar, merupakan faktor penting yang memengaruhi proses kelahiran dan periode pascapersalinan. Dengan bimbingan yang tepat selama persalinan, cara persalinan yang secara fisiologis paling sesuai untuk tubuh wanita adalah persalinan normal. Namun, persalinan sesar dilakukan dalam kasus di mana proses persalinan tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga membahayakan ibu dan janin. Baik melalui sesar maupun persalinan normal, periode pascapersalinan merupakan awal dari periode baru dalam interaksi antara ibu dan bayi. Fase ini melibatkan serangkaian perubahan psikososial yang bisa menciptakan kecemasan dan stres yang signifikan. Memberikan kenyamanan kepada ibu sangat penting untuk memfasilitasi adaptasinya dalam periode baru ini.
Untuk mendukung program pemberian ASI, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa ASI berfungsi sebagai imunisasi pertama bayi setelah kelahiran. WHO merekomendasikan agar bayi diberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama, kemudian dilanjutkan dengan menyusui hingga usia dua tahun atau lebih. Faktor-faktor seperti usia ibu, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan ekonomi, kebiasaan merokok, struktur keluarga, frekuensi kunjungan antenatal, edukasi tentang ASI dan menyusui, jumlah anak yang hidup, kontak kulit ke kulit, depresi pascapersalinan, berat lahir, serta jenis persalinan memiliki pengaruh besar terhadap keyakinan ibu dalam menyusui. Secara umum, keyakinan diri atau self-efficacy adalah faktor penting yang menentukan apakah seseorang akan menjalankan suatu aktivitas. Dalam konteks menyusui, self-efficacy mengacu pada kepercayaan seorang ibu terhadap kemampuannya untuk menyusui bayinya, termasuk kemauan dan keinginannya. Tingkat kepercayaan diri yang tinggi dalam menyusui terbukti berhubungan positif dengan durasi dan eksklusivitas menyusui. Jenis persalinan dan tingkat keyakinan diri ibu dalam menyusui juga memengaruhi keberhasilan pemberian ASI pascapersalinan. Berdasarkan beberapa penelitian, ibu yang melahirkan melalui operasi sesar cenderung memulai menyusui lebih lambat dibandingkan ibu yang melahirkan secara normal.
Hasil kajian ini memiliki dampak klinis yang signifikan bagi tenaga kesehatan yang terlibat dalam perawatan pascapersalinan. Pengaruh jenis persalinan terhadap kenyamanan pascapersalinan dan kepercayaan diri dalam menyusui telah dibahas secara luas dalam penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar perawatan ibu pascapersalinan direncanakan dengan tujuan meningkatkan kenyamanan ibu, berdasarkan pertimbangan faktor-faktor yang memengaruhi kenyamanan pascapersalinan serta praktik berbasis bukti. Artikel ini telah dipublikasikan pada September 2024 di Maternal Health, Neonatology and Perinatology, selengkapnya https://mhnpjournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s40748-024-00187-3