Operasi caesar secara darurat sering kali diperlukan jika ada ancaman langsung terhadap kehidupan ibu dan janin. Dalam kasus seperti ini, keterlambatan persalinan mungkin mempunyai dampak besar pada kondisi neonatal. Jangka waktu antara keputusan untuk melakukan operasi caesar darurat dan proses persalinan yang berlangsung disebut waktu pengambilan keputusan (decision to delivery time/DDT) dan tidak boleh melebihi 30 menit.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menggarisbawahi pentingnya DDT < 30 untuk persalinan caesar darurat. Namun, rekomendasi mereka didasarkan pada konsensus para ahli dan bukan berdasarkan bukti empiris yang kuat. Selain itu, terdapat beragam penafsiran dan penerapan pedoman ini di berbagai sistem kesehatan dan negara. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan penelitian yang berfokus pada hubungan antara DDT dan kondisi neonatal.
Namun, hasil penelitian ini tidak konsisten dan terkadang bertentangan. Meskipun beberapa laporan menemukan adanya hubungan yang signifikan antara DDT yang berkepanjangan dan kondisi neonatal yang merugikan, namun laporan lain melaporkan dampak yang minimal atau tidak ada sama sekali. Ketidakkonsistenan ini dapat disebabkan oleh desain penelitian yang berbeda-beda, perbedaan dalam fasilitas layanan kesehatan, dan populasi pasien yang beragam.
Kondisi neonatal seperti kematian, skor Apgar yang rendah, asidosis, dan kebutuhan untuk masuk ke Unit Perawatan Intensif Neonatal (NICU) berfungsi sebagai penanda penting kualitas perawatan perinatal. Hasil-hasil ini sangat terkait dengan waktu pemberian dalam situasi darurat, sehingga menjadikannya parameter ideal untuk mengevaluasi implikasi DDT.
Artikel ini telah dipublikasikan pada Juni 2024 di BMC Pregnancy and Childbirth, selengkapnya KLIK DISINI