Asupan nutrisi yang tidak mencukupi merupakan salah satu faktor penentu malnutrisi. Malnutrisi berkontribusi besar terhadap beban berbagai penyakit di seluruh dunia. Secara global, kekurangan gizi bertanggung jawab atas lebih dari separuh kematian anak-anak di bawah umur setiap tahunnya. Di Malaysia, malnutrisi pada anak-anak telah menurun dalam dua dekade terakhir. Namun, meskipun pertumbuhan ekonomi Malaysia pesat, malnutrisi pada anak-anak masih banyak terjadi.
Menurut Survei Kesehatan dan Morbiditas Nasional (NHMS) yang dilakukan pada tahun 2006, prevalensi berat badan kurang, wasting, dan stunting pada anak usia 1–3 tahun masing-masing adalah 19,8%, 15,1%, dan 17,2%. Persentase gizi buruk yang lebih tinggi umumnya ditemukan pada anak kelompok usia 1–3 tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh penyapihan dini, pemberian makanan pendamping ASI yang terlambat, pola makan rendah protein, dan infeksi yang parah atau berulang.
Temuan terbaru dalam NHMS 2019 secara mengejutkan mengungkapkan peningkatan malnutrisi khususnya stunting pada anak di bawah 5 tahun dari 17,7% (2015 ) menjadi 21,8% (2019). Praktik pemberian makan anak yang tepat merupakan elemen mendasar, dimana frekuensi, jumlah, kepadatan energi dan keragaman makanan berperan penting dalam memerangi malnutrisi. Gizi yang optimal penting bagi anak untuk mencapai potensi pertumbuhan maksimal yang dapat dicapai dengan pemberian makanan yang tepat.
Pemberian makanan merupakan salah satu bentuk interaksi antara ibu dan anaknya. Selama pemberian makan, anak mulai mengembangkan hubungan ibu-anak. Namun, ketika ibu mengalami depresi selama beberapa tahun pertama kehidupan anak, terjadi gangguan pada pola interaksi ibu-anak. Ibu yang mengalami depresi dua kali lebih mungkin mempunyai anak kekurangan gizi. Setiap penambahan anak dalam keluarga akan meningkatkan risiko gizi buruk sebesar 1,3 kali lipat.
Depresi ibu berhubungan dengan praktik pemberian makan anak dan malnutrisi pada anak kecil dalam populasi yang diteliti. Skrining awal untuk mengidentifikasi gejala depresi sebaiknya dilakukan pada semua ibu sejak trimester pertama untuk mencegah timbulnya gizi buruk pada anak.
Artikel ini telah dipublikasikan pada 2023 di Women’s Health, selengkapnya https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9982386/