Sehingga tentunya menimbulkan pertanyaan bagaimana dengan kualitas pelaksaaan AMP, bagaimana rekomendasi yang dihasilkan, apakah rekomendasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dan terakhir apakah rekomendasi dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan AMP bukan merupakan hal yang baru, melainkan ilmu yang sudah lama diketahui oleh pegiat kesehatan ibu dan anak, namun apakah AMP yang dilakukan selama ini sudah efektif? Sudahkah AMP digunakan sebagai ajang pembelajaran? Bukan sebagai ajang saling menyalahkan? Ataukah pertemuan AMP hanya dibuat sebatas untuk menggugurkan kewajban semata?
Selama 2 hari peserta diajak untuk mempelajari kembali bagaimana melakukan AMP yang efektif dimulai dari melakukan identifikasi untuk setiap kematian ibu dan bayi, menentukan penyebab langsung dan tak langsung, setelah mendapatkan kepastian penyebab langsung atau tidak langsung maka tentukan apakah penyebab kematian tersebut (langsung dan tidak langsung dapat/tidak dapat dicegah, bila dapat dicegah namun tidak dlakukan atau tidak adekuat maka cari akar masalahnya, ketika sudah dicari akar masalahnya maka tentukan rekomedasi perbaikan dari akar masalah kemudian menetapkan skala prioritas rekomendasi dan setelah ditetapkan prioritas setelah itu kemudian disusun detil rencana tindak lanjut pelaksanaan rekomendasi serta mengadvokasi seluruh pemegang kepentingan/ stakeholder untuk melaksankan rekomendasi sesuai tugas dan kewenangannya serta melakukan monitoring evaluasi terhadap AKI AKB. Reporter: Andriani Yulianti
Untuk mendapatkan informasi selengkapnya mengenai kegiatan ini, silakan menghubungi pengelola harian website ini melalui email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it..